Sabtu, 19 Oktober 2019

LEGALITAS KELAS JAUH DALAM DUNIA PERGURUAN TINGGI DI MATA HUKUM


Tema tersebut menjadi topik untuk Diskusi Ilmiah yang diselenggarakan oleh DEMA STAI Persis Jakarta pada Sabtu (19/10/19) di Ma'had Utsman bin Affan, Jakarta Timur. Berikut materi yang disampaikan Penulis untuk menjadi pengantar diskusi.

Pada perkembangan zaman, Perguruan Tinggi merupakan mesin yang menjadikan zaman menjadi maju. Kerena di Perguruan Tinggi mempelajari solusi dari permasalahan zaman dan melahirkan sarjana yang mampu memberikan solusi tersebut. Seperti Hasan Al Banna kuliah di Darul Ulum, merupakan pendiri dari Ikhwanul Muslimin, salah satu organisasi Islam terbesar dan berpengaruh pada Abad 20. Albert Einstein di Universitas Zurich dengan teori relatiivitas pada dunia fisika modern, atau Soekarno di ITB dengan gerakan revolusionernya hingga Indonesia merdeka.

Berdasarkan data dari kemenristekdikti (Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi) per oktober 2015, jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia berjumlah Sekolah Tinggi sebanyak 2.362 buah, Akademik sebanyak 1.082 buah, Universitas sebanyak 516 buah, Politeknik sebanyak 230 buah, dan Institut sebanyak 133 buah. Adapun jumlah Mahasiswa Indonesia berjumlah 4.428.894. Adapun klasifikasi Perguruan Tinggi dari Kemenristekdikti, Perguruan Tinggi terbagi dua, akademis dan vokasional. Akademis condong kepada teori, jenjang S1. Sedangkan vokasional condong pada praktik, jenjangnya Diploma, D1 ahli pratama, D2 ahli muda, D3 ahli madya , D4 sarjana terapan. 

Untuk peristilahan seperti Universitas, sekolah Tinggi, dan sebagainya. Akademi Perguruan Tinggi lebih condong kepada fokus satu vokasional, Politeknik kumpulan vokasional, sedangkan Sekolah Tinggi lebih kepada satu rumpun akademis atau program studi, Institut lebih kepada satu rumpun atau fakultas, dan Universitas punya banyak fakultas, dan prodi.

Visi kemenristekdikti adalah daya saing bangsa, dengan cara skill worker, dan innovation. Menurut CNN pada tahun 2016, penelitian maupun publikasi penelitian di Indonesia masih dibawah negeri tetangga (Malaysia, Singapura, dan Thailand). Padahal ciri kemajuan suatu Bangsa bisa dilihat dari jumlah riset dan Perguruan Tingginya. Menurut Darmaningtyas (Pengamat Pendidikan), Dosen tidak banyak melakukan riset dan publikasi internasional dikarenakan biaya riset yang dikeluarkan pemerintah masih rendah.

Kemudian peringkat Perguruan Tinggi Indonesia di dunia pada tahun 2018 berdasarkan Qs top universitas ranking, Universitas Indonesia peringkat 277 dunia, Institut Teknologi Bandung peringkat 331 dunia, dan Universitas Gajah Mada peringkat 401 dunia. Demikian ranking didasarkan pada reputasi akademis dan pengajar, karya ilmiah publik dalam fakultas, jumlah murid-fakultas, fakultas internasional, dan keragaman murid internasional.

Sesungguhnya Perguruan Tinggi diharapkan bisa melahirkan Sarjana yang unggul dan bisa menjawab permasalahan Masayarakat. Sayangnya cita-cita mulia tersebut dicederai oleh pihak yang mengorientasikan Perguruan Tinggi untuk keuntungan sepihak (Pragmatisme). Dalam hal tersebut Indonesia pun punya catatan kelam. Dari data jumlah Perguruan Tinggi diatas, banyak Kampus berstatus non aktif, per 29 oktober 2015 sebanyak 184 buah. Lokasi kampus non aktif berada di Jakarta sebanyak 19 buah, dan luar Jakarta sebanyak 165 buah.

Adapun indikator Perguruan Tinggi yang dinonaktifkan menurut Berita satu bersumber pada kemenristekdikti adalah rasio mahasiswa dan dosen tidak ideal, proses pembelajaran yang kurang dari 16 pertemuan, konflik internal Perguruan Tinggi, dan kecurangan dalam proses pembelajaran.

Perlu diperhatikan juga mekanisme pendirian Perguruan Tinggi adalah akta pendirian yayasan yang disahkan kemenkumham, memiliki izin pendirian dari kemenristekdikti, tidak menyelenggarakan kelas jauh, menyelesaikan laporan pangkalan data perguruan tinggi (pdpt), memiliki akreditasi ban pt, dan tidak memiliki konflik internal dalam masalah kepemilikan.

Ketika ada Perguruan Tinggi yang tidak memenuhi komponen tersebut, maka Menteri berhak langsung menutup Perguruan Tinggi tersebut. Seperti tahun 2015 lalu, ada wisuda sebanyak 1.200 wisudawan di Tanggerang terdiri dari tiga kampus. Wisudawan membayar Rp.15.000.000, Ketiga Perguruan Tinggi tersebut berstatus non aktif.  Menurut Ketua Yayasan Aldiana nusantara yaitu Alimudin Al Murtala bahwasanya Beliau tidak tahu jika wisuda Perguruan Tinggi Swasta harus izin kopertis. Padahal Menristekdikti, Pak Natsir dalam wawancara net tv wisuda Perguruan Tinggi swasta harus lapor ke kopertis h-30, tujuannya mengecek status mahasiswa. Kemudian Beliau menambahkan Perguruan Tinggi non aktif dipersilahkan melaksanakan perkuliahan tetapi dilarang merekrut dan wisuda. Jika mahasiswa korban Perguruan Tinggi ilegal, maka dipindahkan, dituntaskan ke prodi sejenis.

Adanya fenomena seperti demikian, jika ditelusuri karna dunia instansi mensyaratkan ijazah menjadi syarat masuk, naik jabatan, atau mencari pekerjaan. Sayangnya cara kotor tersebut diiringi dengan pengawasan pemerintah yang lemah. Kata Pak Natsir, Kopertis harus mengevaluasi dan memonitor perkembangan Perguruan Tinggi Swasta. Sesungguhnya Masyarakat bisa mengetahui identitas Perguruan Tinggi di www.forlap.dikti.go.id, Akreditasi lembaga dan prodi di Banpt.or.id.

Pencederaan nilai dari sebuah Perguruan Tinggi juga direspon dari berbagai pihak, seperti KPK. "Kejadian di STIE ISM ini adalah contoh nyata perusakan pendidikan Indonesia," kata Wakil Ketua KPK Laode M Syarif kepada Tirto, Rabu (28/11/2018). Dari penulusuran Tirto, ditemukan dua kampus bermasalah yang masih beroperasi. Dua kampus itu adalah STIE ISM dan STMIK Triguna Utama. Kedua kampus itu dimiliki oleh Mardiyana dan istrinya, Koes Indrati Prasetyorini. Suami-istri ini pemain lama dalam jaringan mendirikan kampus-kampus fiktif dan menerbitkan ijazah bodong sejak 2000 yang kasusnya pernah mencuat pada 2015. Anggota DPR RI Komisi X Fraksi PPP Reni Marlinawati menilai apa yang terjadi dalam kasus praktik jual beli ijazah yang baru saja mencuat menggerus harkat martabat intelektual pendidikan Indonesia. Tirto menemukan bukti peran Abdul Wahid Maktub, staf khusus Menristekdikti dalam kasus ini. Lewat "memo sakti"-nya, tiga kampus swasta bermasalah itu kembali aktif.

Kemenristekdikti dalam hal ini punya peran penting dalam pembangunan Bangsa melalui pendidikan. Catatan kelam kemarin bisa jadi pelajaran bagi Pemerintah dan Masyarakat untuk belajar sebuah pelajaran, proses, perjuangan, dan penghargaan. Apalagi dalam dunia pendidikan tinggi, nilai keilmiahan dijunjung. Hina sudah jika ijazah dinilai dengan materi atau uang, bukan dari nilai pendidikan. Bicara pendidikan tentu bicara pembangunan bangsa dan bicara kemajuan peradaban. Wallahualam

Muhammad Raihan










Selasa, 24 September 2019

GERAKAN MAHASISWA MA'HAD UBA SIKAPI KARHUTLA

Mahasiswa sebagai Generasi perubahan (agent of change) dan kontrol sosial (social control) perlu menyikapi perkembangan yang ada di sekitarnya. Berangkat dari kegelisahan Mahasiswa Ma'had Utsman bin Affan (UBA) atas permasalahan Indonesia terkini, yang difokuskan kapada isu Karhutla (kebakaran hutan dan lahan). Berikut dokumentasi dari kajian sampai demonstrasi:

FGD "Karhutla melanda negeri" bersama Hima Persis DKI Jakarta dan Wahyu perdana (Walhi) pada 21 September 2019 di Perpustakaan Ma'had UBA

Foto bersama Mahasiswa Ma'had UBA dengan Hima Persis DKI Jakarta dan Walhi

Briefing sebelum demonstrasi 24 September 2019 di Ma'had UBA





Menuju Kementerian lingkungan hidup dan kehutanan RI (KLHK)

Mahasiswa Ma'had  UBA dan Hima Persis DKI Jakarta menyampaikan tuntutan atasi karhutla kepada KLHK di gerbang masuk KLHK


Mahasiswa Ma'had  UBA dan Hima Persis DKI Jakarta menyampaikan/ audience tuntutan atasi karhutla kepada KLHK di kantor KLHK


Sholat ashar berjamaah

Mahasiswa Ma'had  UBA dan Hima Persis DKI Jakarta menyampaikan tuntutan atasi karhutla kepada DPR RI di gerbang masuk DPR RI


Press release bisa dibaca di https://www.genial.id/karhutla-dan-kejahatan-korpora

Pasar Pal Merah, Raihan


Minggu, 22 September 2019

CATATAN ORIENTASI MABA UTSMAN, DARI IDEOLOGIS SAMPAI TEKNIS






Telah terlaksana Orientasi Mahasiswa Baru (Maba) Program S1 Ma’had Utsman bin Affan (UBA) pada sabtu, 21September 2019 di Ma’had Utsman bin Affan, Jakarta. Setelah kegiatan tersebut berlangsung, berikut catatan Penulis terhadap kegiatan tersebut. Karna orientasi merupakan gerbang awal untuk mengikuti perkuliahan, maka orientasi ini perlu diperhatikan betul agar anak tangga proses akademik menuju pada esensialnya.
   
Mahasiswa sebagai sivitas akademika tentu punya hak dan harus mengoptimalkan peran dalam proses pembangunan kampus. Pembangunan disini bukan hanya sekedar pembangunan fisik tapi lebih dari itu, terkhusus kepada mentalitas maupun pikiran. Pembangunan yang lebih dari teori Kognitif, afektif, dan psikomotorik/ Taksonomi Bloom. Pembangunan Kita adalah membangun peradaban.

HIMA PERSIS 

Orientasi kemarin cukup berbeda dari orientasi sebelumnya. Bedanya terletak pada warna baru yang dihiasi oleh Kader PK. Hima Persis Ma’had UBA. Dari rapat sampai pelaksanaan PK cukup kontributif atas keberlangsungan orientasi. Keluar dari itu, isu politisasi Kampus kepada PK muncul. PK butuh sekretariat dan Kampus butuh tenaga dan pikiran PK. Keduanya punya kepentingan terkait, dan relevan. 

Narasi di atas bisa didefinisikan dengan tolong menolong, sesua dalam QS. Al maidah ayat 2:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ


Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.


Terlepas dari kepentingan Kampus terhadap PK, subtansinya PK telah masuk dalam peran pembangunan dan menghiasi warna pikiran teman-teman Maba. Tujuan ini tdak kalah mulia dengan tercapainya kepentingan PK, tergantung idealis PK untuk meneruskan perjuangan kaderisasi khususnya untuk Maba.


KAMPUS

Dengan adanya sinergitas antara PK dengan Kampus, tentu menguatkan kepada keberhasilan visi. Tapi peningkatan profesionalitas Kampus juga perlu diperhatikan, agar tidak terjadi blunder-blunder yang tidak perlu terjadi. Otimalisasi administrasi, komunikasi satu pintu, dan transparansi bisa jadi perhatian kampus.

MABA

Teman-teman Maba bisa mencari tahu catatan-catatan dari Najwa Sihab atau Anis Baswedan untuk Maba. Tapi jauh lebih penting temen-temen Maba tahu tujuan temen-temen kenapa kuliah atau belajar di Ma’had UBA. Banyak baca buku, biasakan diskusi, tuangkan dengan tulisan, jalin silaturahim, perbaiki komunikasi, diselimuti dengan ibadah yang baik, belajar, belajar, dan belajar. 

Bisa Kita renungkan maksud ayat 18 surat Al hasyr:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ 

Terjemah Arti: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan


Idiot dengan rencana bisa mengalahkan genius tanpa rencana, -Warren Buffet

Raihan

Selasa, 10 September 2019

USTADZ RULY: KEDISIPLINAN DAN GAGASAN

[Alm. Ustadz. Ruly]

Ustadz. Ruly Ifansyah bin Syamsul Qomar (06/06/1972-09/09/19: 47 tahun) baru saja dipanggil Sang Maha Pencipta, Allah SWT. Sebab sakit Jantung Almarhum menghadap Ilahi pada Senin malam (09/09), dan besok paginya baru dimakamkan di TPU Cipayung. Almarhum meninggalkan Istri (Bu. Nani) dan dua anak angkat. 

Almarhum yang beralamat Jl. Basuki pulo harapan V 07/ 06 157, Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur, merupakan Guru di berbagai Sekolah, seperti Guru IPA di PPI 69 Jaktim dan Dosen statistik di Ma’had Utsman bin Affan, Jaktim. 

Dr. Jeje Zaenudin (Mudir am PPI 69) mengatakan setelah sholat jenazah: “Almarhum mengabdi cukup lama di Pesantren Persatuan Islam (PPI) 69, Jaktim. Bahkan sebelum menikah pun Almarhum sudah di Pesantren. Sosok yang memberi teladan dengan kehadiran yang memuaskan, Almarhum tidak terlambat, hadir sebelum waktunya. Padahal rumah Almarhum ke Pesantren cukup jauh. Kami sangat kehilangan Almarhum. Semoga keluarganya diberikan ketabahan” 

Kerabatnya pun menyampaikan: “Almarhum sangat dibanggakan di keluarga Kami. Dengan Almarhum masuk IPB (Institut Pertanian Bogor) dan mengajar di Pesantren merupakan kebanggaan keluarga.”

Almarhum sekolah di SDN Kp. Melayu 01, kemudian SMP BW1, Kramat jati, dilanjutkan di SMAN 51 Jakarta, dan IPB SOSEK, Angkatan 28.

Penulis juga merupakan Murid Almarhum di Ma’had Utsman bin Affan, Penulis merasakan pancaran semangat dari proses perkuliahan yang Almarhum sampaikan. Soal kedisiplinan sudah jadi komitmen awal Almarhum, dan Almarhum pernah menyampakan kepada para Mahasiswanya soal kesadaran yang dibangun dari diri sendiri. Seperti nama Kampus menjadi besar karna sama-sama dibangun dari Dosen dan Mahasiswanya. Ditambah dengan disiplin waktu sampai prestasi Mahasiswa. 

Sekarang Almarhum tenang di surga, ilmunya akan menjadi jariyah. Semoga Kita bisa mengikuti kebaikan-kebaikan Almarhum.

Sumber: Raihan, Facebook
Editor: Fatih
Gambar: Facebook Ruly Ifansyah

Sabtu, 07 September 2019

INFORMASI WAKTU SIDANG LAHIRKAN MOTIVASI

INFORMASI WAKTU SIDANG LAHIRKAN MOTIVASI







[Dokumentasi]

Baru saja dilaksanakan pertemuan antara Mahasiswa (calon peserta ujian komprehensif, sidang proposal, dan sidang skripsi) dengan pimpinan kampus, 07/09/19. Pertemuan dilaksanakan di kelas lantai II.

Tujuan pertemuan tersebut adalah menemukan data peserta untuk ujian komprehensif, sidang proposal, dan sidang skripsi (munaqosah).

Ustadz. Alit mengawali informasi pembukaan tentang komunikasi Ma’had Utsman bin Affan dengan AMCF. “Kita ada kendala komunikasi dengan AMCF tentang perkembangan perkuliahan Ma’had Utsman bin Affan, khususnya Program Studi (Prodi) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)” ujarnya.

Beliau juga menambahkan informasi tersebut. “Tidak ada pengabdian, hanya perlu ada perwakilan. Perlu ada komunikasi dengan AMCF tentang pengabdian setelah wisuda” tambahnya. Ustadz. Alit juga menginformasikan anggaran yang perlu disiapkan peserta, adapun anggaran sebagai berikut:

Bimbingan Dosen Bandung/ operasional
200.000
Sidang Proposal
600.000
Ujian Komprehensif
750.000
Sidang Skripsi/ munaqosah
1.400.000
Wisuda (belum transport Jakarta-Bandung)
1.500.000

Ustadz. Aay menambahkan bahwasannya Insyaa Allah awal oktober (15/ 20 oktober) waktu ujian komprehensif, sidang proposal, dan sidang skripsi (munaqosah), dan di tengah oktober lanjut wisuda. Kemudian 20 September adalah deadline bimbingan dosen Jakarta, dan usahakan sudah bimbingan Dosen Bandung via email. Beliau juga menambahkan Setelah selesai menulis, segera konsultasi ke Beliau dengan sudah diprint skripi dislip hitam.

Adapun beberapa Mahasiswa mempertanyakan kejelasan nimko-dikti, Ijazah, pengabdian, dan lain-lain.  


[Biaya Sidang yang diinformasikan sekitar enam bulan lalu, tetapi berbeda dengan yang diinformasikan barusan]

Raihan, Jakarta
https://www.google.com/search?q=mahad+utsman+bin+affan&oq=mahad+uts&aqs=chrome.1.69i57j35i39j0l2.4158j0j9&client=ms-android-asus-tpin&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8#trex=m_t:lcl_akp,rc_f:nav,rc_ludocids:16298368722400995319,rc_q:Mahad%2520Utsman%2520bin%2520Affan%2520Jakarta,ru_q:Mahad%2520Utsman%2520bin%2520Affan%2520Jakarta